Pages

Sunday, July 20, 2014

[Review] Raksasa Dari Jogja By Dwitasari



Judul : Raksasa Dari Jogja
Penulis : Dwitasari
Penerbit : Plot Point Publishing (PT Bentang Pustaka)
Tanggal terbit : Nopember 2012 (Cetakan Kedua)
Jumlah halaman : 270 halaman
Harga: Rp. 47.000
ISBN : 978-602-9481-23-5
Sinopsis :

Bianca tidak kenal cinta. Satu hal yang ia pelajari dari orang tuanya adalah bahwa cinta itu omong kosong. Ia tumbuh dari kisah yang dibentuk dari air mata mamanya, makian dan pukulan papanya. Apa itu namanya cinta?

Bianca tidak paham cinta. Tapi dinding kamarnya penuh dengan cerita-cerita tentang itu. Buku-buku itu seperti ranah fantasi bagi Bianca. Sebuah tempat asing, tempat Joshua mungkin tinggal di dalamya.
Bianca tidak percaya cinta. Saat satu-satunya lonceng pemanggil ke arah sana telah direnggut sahabat terbaiknya. Joshua telah direbut Letisha. Belahan hatinya memilih pergi dengan belahan hatinya yang lain.

Bianca tidak punya cinta. Dengan itu ia pergi ke Jogja. Di kota itu seorang raksasa lembut mencoba memperbaiki remuk hatinya. Mencoba mendekapnya untuk mengembalikan lagi kehangatan hati. Tapi apakah Bianca masih percaya bahwa cinta bukan hanya bahan jualan penulis-penulis saja?

Bianca Dominicue, gadis yang baru saja lulus SMA ini harus menerima kenyataan pahit bahwa sahabatnya Letisha juga menyukai pria yang menjadi cinta pertamanya. Penat dengan kehidupan Jakarta yang penuh rasa sakit, Bianca memutuskan untuk kuliah di Jogjakarta. Kembali pada Kevin dan Bude Sumi, keluarga yang selalu mengingatkan Bianca akan kebahagian kecilnya di bumi.

Papanya yang egois dan selalu menjadikan dirinya raja jika di rumah membuat Bianca muak. Apalagi ketika Papanya yang ’selalu benar’ itu mulai bermain-main dengan tangannya. Meskipun meninggalkan mamanya adalah hal terberat yang pernah Bianca lakukan, ia sudah membulatkan tekad. Jogja adalah rumahnya mulai sekarang.

Namun siapa sangka gadis yang baru saja patah hati ini bertemu dengan pria tinggi kurus yang jika kau melihat matanya, kau akan tersesat selamanya. Gabriel, senior Bianca di kampus yang ternyata diam-diam melihat biodata Bianca hanya agar ia tahu sesuatu, sekecil apapun itu, tentang Bianca.

Kisah mereka bahkan belum dimulai ketika kesalahpahaman tiba-tiba datang. Gabriel si malaikat terlihat oleh Kevin di salah satu tempat yang menjadi kawasan prostitusi di Jogja. Apa yang Gabriel lakukan di sana? Benarkah dia orang yang di seperti disangka Kevin? Dan mengapa Gabriel hanya diam?

Komentar :

Jujur mba Dwitasari, saya ngga suka buku ini. Cara cerita ini disampaikan tidak terlalu menarik. Dan terutama saya tidak suka pemeran utamanya, si Bianca itu. Dia egois dan selalu ingin menang sendiri. Mungkin keturunan dari papanya minus main tangan.

Si Bianca ini memanggil -mantan- sahabatnya wanita jalang karena merebut Joshua darinya. Where the truth is Joshua itu jomblo so he’s a fair game. Dan Letisha sama sekali ngga tahu Bianca suka sama Joshua. Walalupun melihat tingkah Bianca yang tiba-tiba menghindarinya setelah Letisha mulai jalan dengan Joshua membuatnya sadar apa yang terjadi.

Pindah ke Jogja, Bianca bahagia lagi bersama Kevin. Tapi Kevin yang selalu ingkar janji membuat Bianca marah. Wajar, tapi menurutku agak berlebihan. Dan reaksi Kevin saat tahu Bianca dekat dengan pria lain juga berlebihan jika Kevin -hanya- menganggap Bianca pengganti adiknya. Terutama waktu Kevin dengan yakinnya bilang si ’monster’ ini laki-laki tidak baik. Perlu saya tambahkan kalau Kevin bahkan tidak tahu nama si ’monster’ dan tak pernah melihat si ’monster’ itu sebelumnya?

Namun Kevin yang marah ketika menangkap basah si ’monster’ ada di tempat prostitusi langsung mendatangi Bianca di kampusnya dan membuat keributan. Yep, dia teriak-teriak di kantin menyuruh Bianca pulang, padahal Bianca masih ada kelas. Kevin yang yang sedang mengamuk langsung menunjuk si ’monster’ dan bilang "Aku kemarin ngeliat dia di Pasar Kembang. Dia lagi bersama wanita dengan pakaian minim!".
Oke, singkirkan dulu bagian Gabriel ada di pasar kembang, pertanyaan saya adalah "kenapa tidak ada yang bertanya ’kenapa kamu bisa di Pasar Kembang, Kevin?’?"

Plus, saya ngga suka orang yang menyumpah, sementara di sini banyak banget sumpah serapah. Ugh!
Serta buku ini ngebosenin. Saya harus mengalihkan perhatian saya setiap dua sampai tiga halaman kalau tidak mau tiba-tiba terlelap. I quote, from this book : "Aku bukannya mengantuk, hanya bosan tingkat akut"

Tapi berkat buku ini saya sadar (lagi) bahwa fairy tale, prince charming, atau bahkan the happily ever after ending, semua itu hanya karangan. Mungkin ada beberapa orang yang mengalaminya, tapi selebihnya, kita kembali pada dunia nyata. Dimana pemeran utamanya tidaklah sempurna, dan cinta yang dulu membuat dua insan manusia dekat kini menjauhkan mereka. Physically and emotionally.

Namun betapa pun tidak sukanya saya dengan Raksasa Dari Jogja karya mba Dwitasari, saya tetap menghargai karya beliau. Karena bagaimanapun juga apa yang ia tulis tidak sepenuhnya buruk, mungkin hanya terlalu dekat dengan kenyataan, sesuatu yang ingin saya lupakan ketika membaca sebuah buku. Dan saya yakin bahwa di luar sana pasti banyak yang suka buku ini, buktinya buku yang saya baca adalah cetakan ke enam, berarti laris manis kan? Maybe it’s just not my kind of book? I like the ending though.

Untuk ratingnya saya kasih dua lily aja ya, saya tambahin kupu-kupu deh.


  
Quote :

"Ada tiga jawaban Tuhan untuk menjawab permintaan manusia. Ketiga jawaban itu adalah iya, tidak, dan tunggu." - Kevin
"Kesalahan terbesar manusia adalah saat ia tak bisa memilih hal yang patut diperjuangkan dan hal yang pantas untuk ditinggalkan" - Mamanya Vanessa
"Kebahagiaan dicari, tidak jatuh dari langit" - Bianca

My Favorite Character : Gabriel & Mamanya Vanessa

Review ini di ikutkan dalam Indonesia Romance Reading Challenge 2014

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...