Pages

Monday, February 23, 2015

[Review] Lock And Key by Sarah Dessen

Title: Lock and Key
Author: Sarah Dessen
Publisher: Viking's Children's Books
Published: April 2008
Pages: 422
ISBN: 9780670010882



Ruby, where is your mother?
Ruby knows that the game is up. For the past few months, she's been on her own in the yellow house, managing somehow, knowing that her mother will probably never return.

That's how she comes to live with Cora, the sister she hasn't seen in ten years, and Cora's husband Jamie, whose down-to-earth demeanor makes it hard for Ruby to believe he founded the most popular networking Web site around. A luxurious house, fancy private school, a new wardrobe, the promise of college and a future; it's a dream come true. So why is Ruby such a reluctant Cinderella, wary and defensive? And why is Nate, the genial boy next door with some secrets of his own, unable to accept the help that Ruby is just learning to give?

Best-selling author Sarah Dessen explores the heart of a gutsy, complex girl dealing with unforeseen circumstances and learning to trust again.




“And finally,” Jamie said as he pushed the door open, “we come to the main event. Your room.”

Oh my god, it's just beautiful. Tulisannya Dessen yang mengalir seperti air, alurnya yang maju mundur, perasaan tiap tokohnya, just, beautiful.

Like any other books, I never thought of anything in particular before I read one, it just happened. Dan seiring berjalannya kegiatan membacaku, aku terus-terusan mendengar orang lain memuji-muji penulis A dan B dan C etc; dan Sarah Dessen adalah salah satunya. And when I looked at this book, I just thought, oh well, should at least give it a try. Aku tadinya mikir tulisannya Dessen itu mirip-mirip sama tulisannya Julie James atau Lauren Layne atau Jennifer Crusie, maksudku contemporary romance (dunia kerja dsb), karena aku emang belum pernah baca sinopsisnya sama sekali, just, download it, and keep it, because you know, they said it's good. Tapi ternyata Lock & Key itu Young Adult Contemp, and I just thought "huh? oh, okay" And there went I read it.

Buku ini diawali dengan Ruby yang sedang diberikan tour di rumah kakaknya oleh Jamie, kakak iparnya. Ruby baru pindah ke sana, dan baru bertemu kakaknya lagi, Cora, setelah sepuluh tahun lamanya tak pernah sekalipun bertemu. Canggung, mungkin itulah yang mewakili situasi di kamar baru Ruby saat itu. Yang Ruby tahu hanya Cora pergi untuk kuliah dan tak pernah pulang, satu hal yang membuat Ruby cukup yakin kalau Cora tak ingin keluarga lamanya muncul lagi di kehidupan barunya. Ruby juga tak begitu senang dengan reuninya dengan kakak yang dulu selalu ia ikuti itu. Satu-satunya hal yang ia pikirkan ketika ia melihat keseluruhan kamar barunya hanyalah pergi dari sana secepat mungkin.

There was no need to contaminate their pristine home any further, or the pretty bed in my room.

Tapi rencananya tak berjalan semulus itu, justru keesokan harinya Ruby mendapati dirinya di dalam mobil Jamie, berangkat ke sekolah barunya di Perkins Day. Hari-hari berjalan, Ruby masih yakin kalau dia lebih suka kehidupan lamanya, meskipun memang tak semewah bersama kakaknya atau tak senyaman di rumah mereka, tapi satu hal yang Ruby selalu yakini adalah itu kehidupannya, dan orang-orang itu tak ada di sana. Namun perlahan tapi pasti, tingkah Jamie yang terlalu ceria, Nick yang terlalu baik, dan Gervais yang selalu ngedumel akhirnya mulai menjadi rutinitas baru Ruby. Dan perlahan Ruby mulai berpikir, apakah ia benar-benar ingin kembali ke kehidupan lamanya, atau memulai hidup baru dengan orang-orang yang ia sadari atau tidak, selalu ada untuknya.

Friends are the ones who come and take you out.

Mungkin karena buku ini bukan sepenuhnya romance tapi lebih ke keluarga atau kedekatan yang menciptakan keluarga, makanya perasaan tiap karakternya jadi terasa... deep, gitu. Apalagi ditambah konflik KDRT yang mungkin sering ada di buku-buku remaja broken home lain. Tapi seperti yang ku bilang di awal, meskipun Ruby sudah broken, tapi tulisan Dessen yang mengalir bikin aku ngga benci sama Ruby, atau bahkan annoyed sama sekali, aku bahkan ngga kasihan, aku cuma.. sedih. Sifat Ruby yang selalu guarded, yang mirip sama sifatku -walaupun lebih mirip sama Anabel di Just Listen, but that's another story- bikin aku bukan cuma simpatetik tapi juga ikut merasakan hal yang sama. Perasaan lelah akibat drama keluarga yang selalu meninggalkannya, ayahnya, kakaknya, dan ibunya -not that I experienced it, of course-.

Never giving more than you were willing to lose.

Dan yang bikin aku amazed selain perasaan sedih saat itu adalah ketika Dessen memutuskan kalau Ruby harus menangis, dengan tulisan yang menyatakan dia menangis I wasn’t sure who I was crying for. I just cried, like that was a cue for me as well.

Selain itu karena assignment Ruby tentang Family, kita jadi tahu begitu banyak definisi tentang keluarga, bahwa setiap orang punya cara mereka sendiri untuk mendefinisikannya. Our definitions were as different as we were ourselves.

But this book, is about reaching out to a person who need it, even if they said that they don't. Dan belajar bahwa manusia itu bukan hanya memberi, tapi juga menerima, begitu juga sebaliknya.

“It’s cold,” I said, holding out my hand to him. “You should come inside.”

Family isn’t something that’s supposed to be static or set.
“Family,” she announced. “They’re the people in your life you don’t get to pick.
Coming together, splitting apart, but still and always, a family.

*COYER Winter 2014-2015
*Motif RC 2015 | Key
*NARC 2015 | Ebook Lover
*New To You | New  Author
*Color Coded RC 2015 | Pink (Shades of Red)

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...