Pages

Thursday, February 12, 2015

[Review] Sweet Peril by Wendy Higgins

Title: Sweet Peril
Author: Wendy Higgins
Series: The Sweet Trilogy #2
Publisher: HarperTeen
Published: April 2013
Pages: 371
ISBN: 9780062265944



Anna Whitt, the daughter of a guardian angel and a demon, promised herself she’d never do the work of her father—polluting souls. She’d been naive to make such a vow. She’d been naive about a lot of things. 

Haunted by demon whisperers, Anna does whatever she can to survive, even if it means embracing her dark side and earning an unwanted reputation as her school’s party girl. Her life has never looked more bleak. And all the while there’s Kaidan Rowe, son of the Duke of Lust, plaguing her heart and mind.

When an unexpected lost message from the angels surfaces, Anna finds herself traveling the globe with Kopano, son of Wrath, in an attempt to gain support of fellow Nephilim and give them hope for the first time. It soon becomes clear that whatever freedoms Anna and the rest of the Neph are hoping to win will not be gained without a fight. Until then, Anna and Kaidan must put aside the issues between them, overcome the steamiest of temptations yet, and face the ultimate question: is loving someone worth risking their life?


I promised myself I’d never do the work of my demon father—polluting souls—leading humans to abuse their bodies with drugs and alcohol.

Setelah acara summit berdarah-darah di NYC, Anna dan para Neph lain dihantui oleh Whisperer, lebih tepatnya diawasi. Anna yang tidak ingin dirinya dan ayahnya dicurigai akhirnya dengan berat hari 'bekerja'. Tentu saja tidak sampai ke bagian narkoba, entah apa jadinya kalau dia sampai keceplosan kalau narkoba itu 'spesialis'nya. Anna pesta setiap ada kesempatan, dan minum-minum setiap ada setan bisik-bisik, yah well, she is 'working'.

Anyway, pada suatu hari, di kala dia masih dihantui setan bisik-bisik, muncullah jiwa lain yang tidak diduga-duga asalnya. "Finding you was my task, in death, if not in life." Jiwa tak diduga-duga itu menyampaikan rahasia paling mengejutkan yang ada diantara surga dan neraka. Rahasia yang disimpan rapat-rapat diantara para iblis dan satan-satan serta dijaga secara turun temurun oleh keturunan sang malaikat. Rahasia yang membawa harapan bagi kaum Nephilim dan iblis yang kiblatnya tidak lagi menghadap ke kekaisaran Luchifer.

‘In the days when demons roam the earth and humanity despairs, Will come a great test, ...'

Anna dan ayahnya kemudian mulai membentuk pasukan mereka sendiri. Mengumpulkan sekutu-sekutu di penjuru bumi, itulah tugas Anna dan partner-in-crime barunya Kopeno.

Soo, konfliknya mulai berasa? Enggaaaaa.

Semakin aku baca seri ini semakin aku yakin genre utama The Sweet Trilogy itu romance. Seriusan. Tiap chapter itu Anna pasti galau. Kai, Kopeno, Kai, Kai, Kai, Kopeno, Kai, Two Ks (aku: Emperor Kai! :* #abaikan). Ckck. Untungnya sih Anna berpaling sebentarnya cuma gara-gara hormon bukan karena hatinya bimbang, bisa aku banting hape ku kalau dia sampe bimbang. Plis! Bella sama America itu udah cukup buat dibenci, jangan kau juga Anna!

They saw love as a weakness, but they were wrong. Love would keep us going. Love was our strength.

Anyway, di buku kedua konfliknya emang tidak ada kemajuan berarti, tapi setidaknya romancenya punya banyak kemajuan. Meskipun aku masih mikir kalau triangle lovenya ngga perlu-perlu amat. Maksudku, kasian Kopeno-nya, dia itu baik tauk! Terus ada satu lagi cewek baru yang dimunculin cuma buat bikin cinta segiempat, Hadeeh, plis kakak, masa karakter di munculin cuma buat beginian doang sih. Boros karakter!

Terus, di buku kedua juga kita bisa kenalan sama Nephilim-Nephilim lainnya, Duke-Duke lain juga dan errr.. ngga terlalu suka sama apa yang ditampakin di Arab. Orang-orangnya ngga sampe segitunya kok, masa dibikinnya sampe kasar banget sih, biasa aja keles. Terus udah ngga ada juga keles perbudakan di Arab, pelis deh.

Sama satu lagi, aku itu mengharapkan action, action! secara ini kan buku supernatural, tapi satu-satunya action yang muncul cuma yang lawannya geng yakuza, di Cali pula. Yaaahh! Pembaca kecewa.

Terus seperti kataku tadi, Higgins demen banget buang-buang karakter. Emang sih yang satu lagi itu nasibnya tragis tapiii kan baru ketemu sekali, belum sempet ngapa-ngapain. Sigh.

I don’t wanna feel.If feeling means hurting,Then I don’t wanna be real.

Terus, entah kenapa ya, aku merasa Kai itu ngga seperti yang ku bayangkan. Kai itu... suprisingly, polos, in one way or another.

Life would be so much different now that we'd opened up, giving and receiving. 
PS: covernya aneh ngga sih?

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...