Pages

Friday, November 28, 2014

[Review] After D-100 by Park Mi Youn

Tittle : After D-100
Author : Park Mi Youn
Penerbit : Penerbit Haru
Penerjemah : Putu Pramania Adnyana
Tanggal Terbit : June 2013
Halaman : 382

WANITA:
Aku mencintai laki laki itu dan menikahinya.
Akan tetapi setelah hari itu,
Aku memutuskan untuk bercerai dengannya


PRIA
Sampai sebelum hari itu,
Aku tidak mencintai istriku.
Akan tetapi setelah hari itu,
Aku mulai mencintai istriku

Wanita yang jatuh cinta dan lelaki yang tidak jatuh cinta.
Akan tetapi setelah hari itu, perasaan keduanya berubah drastis.

D-100,Apa yang terjadi kepada keduanya setelah hari itu?


---

Oookaay, dari mana ya mulainya, mmm.. Jujur, aku antusias banget waktu dapetin buku ini, berdasarkan kabar yang beredar nih buku bagus sih. Lucu, konfliknya kena, dan bla dan bla dan bla lainnya. Tapi setelah dibaca, aku bener-bener kecewa, karakter Gyung Hee beda jauh dari apa yang aku bayangin, atau bahkan karakter semua orang di buku ini. Mereka terlalu berlebihan! Semuanya di perbesarkan! Astaga.


Dibuka dengan keluhan seorang ibu rumah tangga yang cukup muda bernama Kang Gyung Hee, buku ini sudah membuatku mengernyitkan alis atau dahi atau dua-duanya. Pasalnya,  di sini terlihat sekali kalau Kang Gyung Hee itu plin plan, tidak punya pendirian, dan aku benar-benar tidak ingin menyebutnya lugu, bodoh mungkin? Kemudian suaminya yang aku lupa namanya, kita panggil Lee-Seobang (menantu Lee) aja, pulang dan bersikap dingin pada istrinya yang bermanja-manja. Dari sini aku mulai kasihan dengan Gyung Hee, dia amat mencintai suaminya, namun suaminya justru tak begitu perhatian. Lalu kemudian Gyung Hee membongkar ruangan pribadi suaminya karena penasaran apa sebenarnya yang disembunyikan suaminya, dan berkesimpulan kalau suaminya itu selingkuh (benarkah?). kemudian mulai bersikap sesuka hati terhadap suaminya. Mulai dari sini aku mulai ngga suka.


Pertama, Gyung Hee itu orangnya gimana ya? Agak susah kalau harus di jelaskan, dia terlalu kompleks. Karena aku juga sebenarnya masih bingung sifatnya itu seperti apa. Keras kepala, plin plan, gampang berubah pikiran, dan suka mengeluh. Bayangkan kalau kalian membaca tiga ratus halaman lebih buku yang isinya di dominasi keluhan? Kesel kan? Sama! Kalau boleh aku bandingkan, Gyung Hee itu karakternya mirip Bianca di Raksasa dari Jogja, menyebalkan! Aku ngga ngerti maunya apa, sebentar sebentar ini terus marah-marah lagi habis itu minta itu. Sigh.


Terus aku ngerti ya di Korea itu orang yang pergi ke psikolog pasti dikiranya gila, pernah sih denger stereotipe yang kayak gitu, kalau orang yang berkonsultasi dengan psikolog pasti punya masalah dengan kejiwaan -dalam kasus parah- dan tidak boleh didekati atau malah dinikahi karena takut keturunannya memiliki penyakit gila yang sama. Tapi ini keterlaluan! Memangnya seseorang tidak boleh depresi?!


Oke oke oke, bisa dibilang aku tidak setuju dengan beberapa percakapan di sini, entah itu dalam hati atau terang-terangan. Maksudku, aiguu!. Ditambah karakter pihak ketiga yang juga tidak begitu berarti di sini. Seolah hanya figuran yang cuma numpang lewat, karena memang itu kerjanya, numpang lewat. Jung Woo yang merupakan sahabat Gyung Hee sendiri bahkan jarang terlihat, hanya sesekali kalau lagi minum bareng Gyung Hee, atau waktu pembukaan toko. Ditambah, sesuatu yang kupikir konflik utamanya, terlalu dijelaskan berlarut-larut. Membuatku jadi bosan, ayolah masa begini doang?!


Intinya, aku benar-benar kecewa sama buku ini, karakter-karakternya dangkal, konfliknya terlalu muter-muter, dan.. pokoknya aku ngga suka, bikin kesel.




Posbar BBI Nov'14 : Buku yang ada unsur angka

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...