Judul : Point Of Retreat
Penulis : Collen Hoover
Penerbit : Atria Books
Tanggal Terbit : September 2012
Jumlah Halaman : 302 hal
No. ISBN : 9781476715926
Harga : $15.01 (The Book Depository)
Layken and Will have proved their love can get them through anything; until someone from Will’s past re-emerges, leaving Layken questioning the very foundation on which their relationship was built.
Will is forced to face the ultimate challenge…how to prove his love for a girl who refuses to stop ‘carving pumpkins.
---
Layken dan Will membuktikan bahwa cinta mereka dapat melalui rintangan apapun, sampai masa lalu Will datang kembali, membuat Layken mempertanyakan dasar dari hubungan mereka.
Will dipaksa melewati tantangan besar... yaitu bagaimana caranya dia membuktikan sebesar apa cintanya pada gadis yang menolak untuk berhenti ’membentuk kepala labu’.
---
Haha. Terjemahanku kaku.
Okay, here is the thing. Point of Retreat itu ngga jelek, tapi juga ngga berkesan. Pertama karena ceritanya yang gampang ditebak, sifat karakternya yang bikin saya geregetan, dan pembawaannya yang agak kurang menarik. Ada buku second halfnya, tapi ngga yakin mau baca.
Kita masuk ke Will Pov di buku kedua, yang membuat saya mengurangi satu point lagi. Jujur, saya pribadi tidak begitu suka pov laki-laki. Kalau povnya gantian sih ngga masalah, tapi kalau dari awal sampe akhir pov laki-laki terus, agak-agak gimana gitu. Mengetahui seluk beluk pikiran laki-laki dari sudut pandang perempuan feels awkward.
Okay, lanjut ke review. Chapter pertama dimulai dari Will & Lake yang mulai berpacaran, serta kematian Julia. Dan yang namanya berhubungan, pasti ada suck and sweetnya. Kali ini sang mantanlah yang jadi sucknya.
Vaughn, mantan pacar Will, secara kebetulan satu kelas dengan Will. Vaughn yang sepertinya masih suka dengan Will akhirnya terus menerus melakukan pendekatan yang secara halus sampai kasar ditolak Will. Berkat Vaughn jugalah, Lake akhirnya meragukan hubungannya sendiri dengan Will. Atas kemungkinan-kemungkinan lain jika situasi mereka sama sekali berbeda.
Absurd sih menurutku, karena apapun alasannya seseorang mencintai, jika sesuatu itu sudah menjadi cinta, maka hancurlah alasan itu. Karena cinta tidak perlu alasan apapun, hanya perlu dua manusia dan itu sudah cukup.
Oke, lanjut. Jadi Lake akhirnya meragukan cinta Will, dan mereka ’pisah ranjang’ selama dua mingguan. Terus balikan lagi setelah di slam.
Ceritanya tidak berhenti sampai di situ, masih ada Part Two. And that’s something that makes Will realize he can’t live in the world without her in it.
Satu hal yang saya suka dari buku ini selain quotenya adalah betapa banyaknya mereka saling mencintai dan tak malu untuk mengungkapkannya, verbal maupun nonverbal.
Untuk rating, saya rasa tiga lily cukup.
My favorite Character : Kiersten Something.
No comments:
Post a Comment